AbdulJalil Mustaqim, harus dengan berdzikir kepada Allah, supaya kita bisa memahami makna dari perkataan beliau tersebut, karena sumber-sumber perkataan beliau tersebut berasal dari asrarillah (dawuh sirri). Perkataan-perkataan tersebut antara lain: 1. "Menjadi orang mukmin itu harus sering memotong kuku". Mulaidari Syaikh Mustaqim bin Husein, Syaikh Abdul Jalil Mustaqim dan yang sekarang Syaikhina wa Mursyiduna wa Murrobi Ruhina Sholahuddin Abdul Jalil Mustaqim. Diriku bukan juga seorang yang paham tentang seluk beluk tasawuf, detil-detil sufi dan pernak-pernik thoriqoh, tetapi memang bahwa IHSAN sebagai inti dari ajaran / agama Islam tidaklah Thespread of radicalism in education requires students to fortify and strengthen their beliefs to not fall into radicalism. The researcher aims to discover the revitalization of NU's practice in countering radicalism in schools. In this study, the SyekhAbdul Jalil is on Facebook. Join Facebook to connect with Syekh Abdul Jalil and others you may know. Facebook gives people the power to share and makes the world more open and connected. SyekhAbdul Jalil. 4 likes. Book. Book. 4 people like this topic ppyOP. Biografi Singkat KH. Mustaqim bin Husain Ayahanda KH. Abdul Jalil Mustaqim KaitkataKH. Abdul Jalil Mustaqim, KH. Mustaqim bin Husain, mursyid, PETA Tulungagung Hadlratus Syaikh Mustaqim bin Husain lahir di desa Nawangan, kecamatan Keras, kabupaten Kediri, pada tahun 1901 M. Ayah beliau bernama Husain bin Abdul Djalil, yang merupakan keturunan ke 18 dari Mbah Panjalu, Ciamis, Jawa Barat Ali bin Muhammad bin Umar. Ketika masih berusia 12-13 tahun, Hadlratus Syaikh Mustaqim bin Husain mengabdi kepada Kiai Zarkasyi di dusun Tulungagung. Beliau mengabdi dan belajar membaca Al-Quran serta ilmu agama kepada Kiai Zarkasyi. Pada usia tersebut, Hadlratus Syaikh Mustaqim bin Husain dikaruniai oleh Allah hati yang dapat berdzikir Allah, Allah, Allah …… tanpa berhenti. Dari kekuatan dzikir yang demikian tadi, Hadlratus Syaikh Mustaqim bin Husain juga dikaruniai oleh Allah ilmu sirri atau ilmu mukasyafah . Beliau bisa mengetahui ilmu ghaib, alam barzakh dan alam jin, serta keinginan-keinginan yang terbersit di hati orang lain. Pada saat itu, Allah selalu menjaga beliau dari sifat-sifat madzmumah sifat yang tercela. Setelah beliau dewasa, Hadlratus Syaikh dinikahkan oleh Kyai Zarkasyi dengan putri dari Mbah H. Rois yang juga berdomisili di Kauman, yang bernama Ibu Nyai Halimah Sa’diyyah. Mbah H. Rois hanya mempunyai 2 anak, yang pertama bernama Sholeh Sayuthi, yang terkenal dengan sebutan Wali Sayuti. Yang kedua bernama Ibu Nyai Halimah Sa’diyyah yang dinikahkan dengan Hadlratus Syaikh Mustaqim. Sebagai seorang suami, Hadlratus Syaikh melakukan kewajibannya dengan mencari nafkah untuk keluarganya dengan menjadi tukang potong rambut , tukang jahit sepatu dan berdagang. Hadlratus Syaikh pernah mendirikan toko yang diberi nama Bintang Sembilan. Meskipun kehidupan ekonomi keluarganya selalu memprihatinkan, pada saat itu beliau tidak pernah meninggalkan kewajiban untuk berbuat amar ma’ruf, yaitu dengan mengajarkan dzikir yang dimasukkan ke dalam jurus-jurus pencak silat. Di zaman penjajahan Jepang, Hadlratus Syaikh mengalami suatu ujian bersama dengan para ulama seluruh Indonesia. Pemerintah Jepang menganggap bahwa para Ulama akan melakukan pemberontakan, sehingga para Kyai ditangkap, ada yang disiksa, dan banyak yang disakiti. Setelah selamat dari penyiksaan Jepang, Hadlratus syaikh meneruskan pengajarannya, yaitu dengan mengajarkan dzikir di dalam hati, serta akhlaqul karimah, terutama akhlaq kepada Allah. Rumusan amalan-amalan beliau menekankan bahwa sebelum dan sesudah wirid harus meminta pada Allah agar mendapat 4 hal 1. Selamat di dunia dan akhirat. 2. Hati yang bersih dari sifat madzmumah sifat tercela. 3. Kekalnya iman sampai sakaratul maut dan bisa membaca kalimat thayyibah, serta bisa husnul khatimah. 4. Semua hal yang barakah, maslahah, manfaat di dunia dan akhirat. Sebab-sebab KH. Mustaqim Menerima Thariqah Syadzaliyyah Menurut KH. Abdul Jalil Mustaqim, Romo KH. Mustaqim bin Husain sudah mempunyai hizib-hizib sebelumnya, seperti Hizib Baladiyyah, Hizib Kafi dan lain-lain. Pada suatu saat, murid Syaikh Mustaqim yang bernama Asfaham dari Ngadiluwih, Kediri, ketika riyadlah mengamalkan aurad Hizib Kafi dan masuk ke dalam maqam Jadzab Billah. Pada maqam jadzab tersebut, pak Asfaham berkelana sampai masuk Pondok Termas pacitan, Pak Asfaham berbicara banyak hal, termasuk mengajak beradu argumentasi berdebat kepada para Ustadz Pondok Termas Pacitan. Pada saat itu, Syaikh Abdur Razzaq mengetahui bahwa ilmunya Pak Asfaham itu haq. Kemudian Syaikh Abdur Razzaq memanggil Pak Asfaham dan bertanya, “siapa gurumu?” kemudian Pak Asfaham menjawab bahwa gurunya adalah KH. Mustaqim dari Kauman Tulungagung. Di lain waktu, Kyai Abdur Razzaq bertamu sowan kepada KH. Mustaqim. Dalam persowanan tersebut Kyai Abdur Razzaq meminta ijazah ammah kepada KH. Mustaqim. Akan tetapi keduanya malah saling menghindar untuk menjadi guru. Pada akhirnya, keduanya sepakat untuk sama-sama saling memberikan ijazah. Romo KH. Mustaqim memberikan ijazah Hizib Baladiyah kepada Romo Kyai Abdur Razzaq. Dan Romo Kyai Abdur Razzaq memberikan baiat Aurad Syadzaliyyah. Pada saat akan diberi baiat Aurad Syadzaliyyah, KH. Mustaqim menolak. Beliau berkata, “Aurad Syadzaliyyah itu berat, setahu saya ada amalan yang ngere keluar dari rumah tidak boleh membawa bekal, makannya minta ke orang lain, membawa baju hanya satu setel saja untuk menutupi aurat”. Romo Kyai Abdur Razzaq berkata, “Kalau anda pasti kuat”. Kemudian KH. Mustaqim jadi menerima baiat Aurad Syadzaliyyah dari Romo Kyai Abdur Razzaq. Setelah berjalan cukup lama, KH. Mustaqim sudah memberikan baiat kepada murid-murid yang menginginkan Aurad Syadzaliyyah. Romo Kyai Abdur Razzaq berkata, “Thariqah Syadzaliyyah ini nanti pusatnya akan pindah ke Kedung”, yang dimaksud adalah akan pindah ke Syaikh Mustaqim Kauman, Tulungagung. Pada tahun 1947 M, Romo Kyai Abdur Razzaq datang ke Tulungagung. Beliau sangat senang dengan KH. Abdul Jalil Mustaqim, dan pada saat itu KH. Abdul Jalil Mustaqim masih berusia 5 tahun. KH. Abdul Jalil Mustaqim digendong oleh Kyai Abdur Razzaq mengelilingi alun-alun Tulungagung. Sepertinya Romo Kyai Abdur Razzaq sudah mengetahui bahwa yang akan menjadi penerus guru mursyid setelah Syaikh Mustaqim adalah KH. Abdul Jalil Mustaqim. Musibah di Zaman Penjajahan Jepang 1942-1945 Pada saat Jepang menjajah bangsa Indonesia , Jepang memaksa bangsa Indonesia untuk melakukan Seikerei , yang artinya pada saat matahari terbit, menghadap ke timur untuk menyembah kepada matahari ibadah agama Shinto . Dan pada saat jam pagi harus membungkuk seperti posisi ruku’ menghadap ke utara agak serong ke barat menghadap ke arah kota Tokyo Jepang , untuk menyembah Tenno Haika, Raja Jepang. Kedua perintah Jepang tersebut dianggap musyrik oleh agama Islam. Oleh karena itu, Syaikh Mustaqim dan ulama lainnya menentang hal tersebut dan tidak mau melakukannya. Pemerintah Jepang mempunyai anggapan bahwa para ulama dan kyai akan melakukan pemberontakan kepada pemerintah Jepang. Sehingga pemerintah Jepang dengan biadabnya melakukan penyiksaan kepada para ulama termasuk Syaikh Mustaqim. Penyiksaan Jepang yang dialami oleh Syaikh Mustaqim antara lain Tubuh beliau dijepit dengan satu bal es batu di dada, dan satu bal lagi di bagian belakang sambil tubuh beliau dirantai. Beliau dijatuhkan dari ketinggian mencapai 10 meter. Perut beliau diisi air lewat hidung dengan menggunakan pipa kecil, seperti yang dialami oleh kyai-kyai lainnya. Pada saat Jepang memasukkan air ke dalam hidung KH. Mustaqim, yang dimasuki air malah bukan hidung beliau, tetapi kantong ikat pinggang yang sedang beliau pakai. KH. Mustaqim diberi keselamatan dari semua hal tersebut berkat perlindungan dari Allah. Usaha Ekonomi KH. Mustaqim bin Husain mempunyai istri dan putra-putri. Beliau juga melakukan usaha secara lahir, yaitu dengan berusaha mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Beliau pernah menjadi tukang potong rambut, penjahit sepatu dan sandal, dan membuka toko yang bernama Toko Bintang Sembilan. Akan tetapi semua usaha lahir beliau tersebut tidak ada yang kelihatan menghasilkan banyak uang. Sepertinya beliau hanya melakukan ikhtiyar secara lahir saja. Buktinya, pada saat Kyai Muslim Alm akan pergi mondok ke Pondok Mojosari Loceret Nganjuk, Kyai Muslim meminta uang kepada KH. Mustaqim, dan KH. Mustaqim menyuruh beliau untuk mengambil sendiri uang yang terletak di bawah kasur. Pada saat Kyai Muslim membuka kasur tersebut, ternyata yang ada di bawah kasur tersebut adalah uang semua. Tetapi Kyai Muslim hanya mengambil seperlunya saja. Perkataan-Perkataan Hikmah Al-Maghfurullah KH. Mustaqim bin Husain jika berbicara dawuh, banyak yang menggunakan kalam kinayah kata sindiran daripada kalam sharihah kata terang-terangan. Begitu juga jika akan terjadi peristiwa yang aneh, beliau hanya memberikan isyarat saja. KH. Mustaqim memelihara ayam yang sebelah kanan berwarna merah, dan yang sebelah kiri berwarna putih bersih. Pada bulan Rabi’ul Awal, KH. Mustaqim berkata, “Bangsa Jepang berada di Indonesia masih 6 bulan lagi”. Dan terbukti setelah sampai pada hari Jumat Legi tanggal 9 Ramadhan 1363 H, yang bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945 M, Negara Indonesia merdeka dan mengibarkan bendera merah putih. KH. Mustaqim bin Husain juga pernah mempunyai ayam yang berkaki satu, jika berjalan meloncat-loncat, di atas kepalanya dekat dengan jenggernya ditempati sarang lebah, jika ayam tersebut akan berpindah tempat, si lebah keluar dari sarangnya kemudian mengikuti ayam tersebut. Begitu juga dengan KH. Abdul Jalil Mustaqim. Beliau pernah memelihara burung perkutut putih, dan selang beberapa tahun kemudian beliau memelihara burung gagak putih. Semua hal tersebut menunjukkan bahwa Mursyid Kamil itu tetap ada, tetapi sangat langka dan susah untuk dicari. Bisa ditemukan, tetapi harus lewat kesucian. KH. Mustaqim bin Husain kalau dawuh kepada murid-muridnya kebanyakan memakai kalam kinayah , begitu juga dengan KH. Abdul Jalil Mustaqim. Menurut perkataan KH. Shadiq Muslih Al-Hajari, jika mendengarkan perkataan-perkataan KH. Mustaqim dan KH. Abdul Jalil Mustaqim, harus dengan berdzikir kepada Allah, supaya kita bisa memahami makna dari perkataan beliau tersebut, karena sumber-sumber perkataan beliau tersebut berasal dari asrarillah dawuh sirri. Perkataan-perkataan tersebut antara lain 1. “Menjadi orang mukmin itu harus sering memotong kuku” Artinya jadi orang mukmin itu harus menghilangkan sifat ujub merasa dirinya paling baik dan supaya bisa ikhlas. 2. “Menjadi murid thariqah itu seperti orang yang antri karcis di loket. Terkadang didesak oleh temannya, diserobot gilirannya, dan ketetesan keringat temannya. Akan tetapi semua itu jangan dihiraukan, tetaplah menghadap ke loket”. Artinya menjadi murid thaariqah itu terkadang mendapatkan gangguan dari orang lain, keluarga, bahkan dari sesama murid. Jangan hiraukan dan tetap menghadap ke depan. Hanya berharap barakah kepada guru mursyid supaya bisa cepat mendapat tiket pesawat Thariqah Syadzaliyyah. 3. “Mencari ilmu di depan guru mursyid harus seperti orang yang mencari rumput, tapi jangan seperti orang yang mencari rumput”. Artinya orang yang mencari rumput jika melihat ke bawah, akan mendapat rumput yang banyak, wadahnya cepat penuh. Tetapi jika melihat ke tempat lain, sepertinya rumput yang kita lihat di tempat yang lebih jauh terlihat lebih subur daripada rumput yang ada di dekat kita. Kenyataannya, rumputnya sama saja, bahkan lebih sedikit. Karena kebanyakan pindah-pindah maka waktunya habis dan wadah rumputnya tetap kosong. Orang yang mencari ilmu haqiqat harus menghadap pada satu guru, jangan sampai melirik guru yang lainnya. Malah akan menjadi hijab penghalang keberhasilannya. Kecuali jika diizini oleh sang guru. KH. Abdul Jalil Mustaqim pernah berkata, “Jangan berpoligami!” . Artinya, jika mengamalkan amalan Syadziliyyah tidak boleh mengamalkan amalan lainnya yang batal, atau yang tidak seizin guru mursyid. Maqam dan Derajat KH. Mustaqim bin Husain Pada tahun 1953, KH. Mustaqim bin Husain menerima dawuh sirri, bahwa yang akan meneruskan kemursyidan nanti adalah KH. Abdul Jalil Mustaqim putra KH. Mustaqim. Pada saat itu, KH. Abdul Jalil Mustaqim sudah mulai disuruh membaiat, meskipun pada saat itu beliau masih berusia 11 tahun. Pada tahun 1981, Ibu Nyai Hj. Halimah Sa’diyah istri KH. Mustaqim, Ibu Nyai Hj. Anni Siti Fatimah putri KH. Mustaqim, serta Bapak H. Jam’an Prawiro, putra mantu KH. Mustaqim, bersama-sama melakukan ihram haji dan umrah. Ibu Nyai Hj. Anni Siti Fatimah dan Bapak H. Jam’an Prawiro, mengamanatkan haji buat KH. Mustaqim yang dilaksanakan oleh H. Masduqi Tunjung, Udanawu, Blitar, di mana pada saat itu H. Masduqi masih bermukim di Makkah. Serban dan sertifikat KH. Mustaqim disimpan oleh KH. Arif Mustaqim. Sebelum menerima sertifikat tersebut, KH. Arif Mustaqim sudah inkisyaaf diperlihatkan hal-hal sirri bertemu dengan KH. Mustaqim yang menggunakan jubah, kopiah dan sorban menggunakan pakaian haji. KH. Mustaqim dikaruniai kelebihan oleh Allah bisa berbicara dengan menggunakan bahasa orang yang sedang bertamu sowan. Menurut K. Lamri Kedung Sigit, Karangan, Trenggalek, KH. Mustaqim pernah menerima tamu dari India yang tidak membawa penerjemah bahasa. KH. Mustaqim langsung menemui tamu tersebut dan bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa India. K. Lamri tetap mendengarkan pembicaraan beliau sambil menyapu di halaman mushalla. Menurut Pak Ahmad bin Badri Jeli, Karangrejo, Tulungagung, pada saat dia berkelana selama 18 tahun, hingga anak dan cucunya lahir dia tidak mengetahuinya. Di dalam perjalanan berkelananya, dia sempat bertamu sowan kepada KH. Muhammad Dalhar Magelang yang makamnya ada di Gunung Pring, Pak Ahmad bin Badri ditanya oleh KH. Muhammad Dalhar, “Anda dari mana?”. Kemudian Pak Ahmad bin Badri menjawab bahwa dia berasal dari Jeli, Karangrejo, Tulungagung. Kemudian KH. Muhammad Dalhar bertanya lagi, “Sudah tahu KH. Mustaqim Kauman Tulungagung?. Pak Ahmad bin Badri menjawab, “Sudah, saya sudah tahu beliau. Malah bapak saya ikut amalan thariqah KH. Mustaqim”. Kemudian KH. Muhammad Dalhar berkata, “Bahwa KH. Mustaqim itu adalah Wali Quthub yang derajat kewaliannya mastur”. Padahal di daerah Tulungagung dan sekitarnya, banyak yang tidak mengetahui KH. Mustaqim. Yang mereka ketahui hanya Pak Takim tukang potong rambut. KH. Mustaqim juga membaiat Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Qadiriyah wa Al-Naqsyabandiyah. Beliau menerima baiat dari KH. Khudlari bin Hasan Malangbong, Garut, Jawa Barat. KH. Mustaqim menimba ilmu yang banyak sekali dari KH. Khudlari bin Hasan, termasuk belajar ilmu syari’at lengkap selama 6 bulan. KH. Mustaqim bin Husain Wafat Pada tahun 1970, pada hari Ahad tanggal 1 Muharram setelah Ashar, di mana di situ terdapat 4 orang yang menemani KH. Mustaqim yang sedang naza’ . Salah satunya adalah Mayor TNI AD Shomad Srianto mantan komandan KODIM Tulungagung. Pada saat naza’ , KH. Mustaqim kelihatan nafasnya tersendat-sendat idlthirob dan sesak nafas. Akan tetapi sesak nafas beliau ini bukan berarti tanda-tanda su’ul khatimah . Menurut kitab Tanbihul Mughtarrin halaman 45, jika ada guru mursyid pada saat naza’ -nya terlihat kesakitan dan sesak nafas/nafas tersendat-sendat, itu dikarenakan dua hal 1. Karena sangat senang akan bertemu dengan Allah. 2. Karena rasa kasihan beliau kepada semua murid beliau, ingin memberikan pendidikan tarbiyah kepada para murid hingga mencapai ma’rifat billah . Oleh karena itu, karena saling tarik menariknya dua hal tersebut, sehingga jasad beliau terlihat mengalami nafas tersendat-sendat. Putra-Putri KH. Mustaqim bin Husain dengan Ibu Nyai Hj. Halimah Sa’diyah 1. Ibu Nyai Thowilah Sumaranten. 2. Bapak KH. Arif. 3. Bapak Muhsin. 4. Bapak Yasin. 5. Ibu Maratun. 6. Bapak KH. Abdul Ghafur. 7. Ibu Nyai Hj. Anni Siti Fatimah. 8. Bapak KH. Kyai Ali Murtadlo. 9. Romo KH. Muhammad Abdul Jalil. 10. Ibu Nyai Siti Makhfiyah. 11. Bapak Hanshon Athlab. Sumber Buku Napak Tilas Auliya’ 2010 , Pustaka Al-Muhibbin, Tambakberas Jombang Terbangun malam jam 100 , Kangen sama Syaikhina Solahudin, Kirim fatehah, lalu searching di internet ketemu ini KANJENG GURU WALI AL MUHTARAM BILLAH BAPAK KIYAI AS SYEIKH SOLAHUDDIN FATIHULLAH NOGOSARI Kanjeng Guru Wali Al Muhtaram Billah Al Murabbi Fatihullah Bapak Kiyai Haji As Syeikh Khairil Solahuddin atau Gus Yai Saladin, adalah pembawa Tarikat Syadziliyyah yang terkenal di Jawa Timur. Beliau meneruskan panji-panji ajaran ahlussunnah wal jama’ah melalui Tarikat Syadziliyyah yang diterimanya guru beliau yang dikatakan Sanad Bai’ahnya sampai pada Syeikh Abu Hasan As Syadzili. Sanad Bai’ah Tarikat Syadziliyyah Dari gurunya Syeikh Abdul Jalil dari Syeikh Mustaqim bin Husain, dari Syeikh Abdur Rozaq bin Abdillah at Turmusi, dari Syeikh Ahmad Ngadirejo, dari Syeikh Ahmad Nahrowi Muhtarom, dari Syeikh Muhammad Shoiih al Mufti, dari Syeikh Muhammad Ali bin Thohiri, dari Syeikh Al Allamah Asy Syihab Ahmad Al Adawi, dari Syeikh Al Arif Billah Muhammad Al Bahiti, dari Syeikh Yusuf Asy Syabasi Adh Dhoriri, dari Al Ustadz Sayyid Muhammad Ibnul Qosim Al Iskandary, dari Syeikh Al Allamah Sayyid Muhammad bin Abdul Baqi’ Az Zurqoni Al Maliky, dari Syeikh An Nur Ali bin Abdurrahman Al Ajhuri, dari Syeikh Al Allamah Nuruddin Ali bin Abi Bakri Al Qorofi, dari Syeikh Al Hafidh Al Burhan Jamaluddin Ibrahim bin Ali bin Ahmad Al Qurosyi, dari Syeikh Al Allamah Asy Syihab Taqiyyuddin Abil Abbas Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar al Muqdisi, dari Syeikh Al Allamah Shodruddin Abil Fatkhi Muhammad bin Muhammad bin Ibrahim Al Maidumi Al Bakry, dari Syeikh Al Quthubuz Zaman Sayyid Abul Abbas Ahmad bin Umar Al Anshori Al Mursi, dari Quthbul Muhaqqiqin Sulthonil Auliya As Syeikh Abil Hasan Ali Asy Syadzily. TIGA KUNCI RUHANI Ajaran Tarikat As Syadziliyyah 1. Yaqin Ikhlas Syukur YAQIN Yaqin itu sebagai lawan dari ragu-ragu, skeptic, Hipokrit Munafik dan angan angan panjang yang tak berkesudahan. Memulai sesuatu haruslah dengan rasa yaqin yang kuat, bukan yaqin pada kekuatan diri, percaya diri, rasa hebat diri, rasa unggul diri, tetapi sebaliknya adalah yaqin pada Allah Taala . Allah memiliki asma dan sifat-sifat agung yang senantiasa akrab dengan hamba-hambaNya, menghendaki kebajikan hamba dan tidak menginginkan hambaNya celaka. Seluruh protes-protes hambaNya kepada allah seputar takdir, fakta kehidupan, ketidak adilan, akhirnya hanya membuat “bungkam” para hamba, manakala hamba memahami Allah, dan mengenal Allah dengan sesungguhnya. Allah tidak pernah menzalimi para hambaNya, dan HambaNya itulah yang menzalimi dirinya sendiri, kealpaan dan kelalaian diri, telah melemparkan para hamba untuk jauh dari pertolongan dan HidayahNya. Dan ironisnya kealpaan dan kelalaian itu dinikmati oleh para hamba sebagai bentuk kebanggaan dan arogansi hidup, tanpa ia sadari telah banyak jantung hatinya terluka, sakit dan kelak hatinya mati. Allah menjadikan hambaNya yang yaqin padaNya, sebagai symbol dari ucapan, pendengaran dan langkahNya pada diri hamba itu. Dipuncak rasa yaqin Haqqul Yaqin segalanya, apapun selain allah tak berarti apa-apa, sehingga sang hamba menjadi merdeka dan bebas secara universal, benar-benar sebagai hambaNya, bukan hamba dunia dan budak nafsunya, Orang yang Yaqin kepada Allah Ta’ala, sikap dan tindakanya, bukan untuk memenuhi hasrat dirinya, tetapi memang itulah kehendak Allah, sehingga rasa khawatir, takut gelisah, trauma, iri dan dengki, egoistis, sirna dari dirinya, lalu ia begitu damai bersamaNya, begitu luas tak terhingga pandanganya. Karena gelisah, takut, kawatir hanyalah produksi hawa nafsu kita, yang harus kita lawan. Orang yang yaqin kepada Allah Ta’ala, tidak akan pernah membanggakan prestasinya, mengandalkan kinerjanya, membusungkan dadanya, karena semua itu dari Allah, bersama Allah, menuju kepada Allah. Orang yang yaqin kepada Allah, seberat apapun problem yang dihadapi, seterpuruk apapun kebangkrutan yang dialami, serendah apapun ketersungkuran sosial yang dinasibi, tidak sejengkal langkahpun ia bergeser dari rahmat allah. Karena orang yang yaqin padaNya, memandang watak dan karakter dunia, sejak dunia ada sampai besok kiamat, wataknya memang problematik, dilematik dan kasuistik. Jadi bukan sesuatu yang asing baginya. Orang yang yaqin kepada Allah, dunia akhirat akan mengikutinya, memburu dan mengejarnya. Karena hamba yang yaqin berada dalam pusat pusaran ruhani, dalam putaran kecepatan yang tak terhingga sampai dirinya serasa diam dan mandiri bersamaNya. Orang yaqin kepada Allah Ta’ala tidak pernah merasakan kehilangan massa depan sama sekali. Karena ia telah berada di masa depan itu sendiri secara hakiki. Masa depan itu sesungguhnya adalah Allah Ta’ala itu sendiri. IKHLAS Ikhlas itu pekerjaan hati, bukan matematik fikiran. Hubunganya dengan niat, bahwa apapun yang anda lakukan semuanya demi untuk Allah Ta’ala. Bukan demi diri sendiri, atau keluarga, atau kelompok. Karena itu orang yang tidak ikhlas dalam berjuang dan bekerja, serta dalam ubbudiyahnya, akan mendulang hal-hal yang negative berikut ini Manusia akan menjadi individualistis, egoistis dan sombong, karena aktivitas dunia dan akhiratnya, diperuntukan pada wilayah yang sia-sia, terbatas pada usia, terbatas pada daya tangkap fikirnya, terbatas pada kendali nafsunya. Kalau toh pun ia kelihatan sukses secara materi maupun politis, hanyalah sukses menjulang tanpa fondasi, dalam waktu dekat akan roboh, dan menimbun dirinya dengan reruntuhan nasibnya sendiri. Aktivitas orang yang tidak ikhlas, tidak memiliki manfaat kepada orang lain, berarti juga tidak menyelamatkan dirinya. Banyak orang beralibi, “Kita dulu, keluarga kita dulu, baru orang lain kita fikirkan…” ini adalah kalimat yang muncul dari orang yang tidak ikhlas dalam berbuat. Karena ia tidak percaya kepada allah yang menjamin dirinya dan keluarganya, ketika hidupnya untuk allah melalui penyelamatan ummat. Orang yang tidak ikhlas, biasanya bersifat over acting, karena over confident, atau karena keinginan berlebihan agar dipandang yang lain. Padahal sikap ini menunjukan ketidakpercayaan pada diri sendiri dan rasa kehilangan yakin pada Allah Ta’ala. Siapapun, manusia mana pun, akan muak dengan sikap-sikap tersebut, kapan bisa sukses manusia seperti ini? Aktivitas yang bukan untuk kepentingan allah, akan menyeret aktifisnya pada sikap terasing dan kesepian pada diri sendiri, lalu memunculkan sikap untuk melampiaskanya pada hal-hal negative, untuk membuang rasa sunyi dan kering yang merontangkan jiwanya. Orang yang tidak ikhlas, melahirkan kepingan – kepingan buruk bagi penerusnya, karena jiwanya berbau busuk, dan setiap orang yang mengingatnya ingin membuang dirinya. Tidak ada yang lebih merdeka dibanding orang yang ikhlas padaNya, karena ketidak ikhlasan berarti perbudakan kepada selain Allah Ta’ala. Kenapa orang yang ikhlas dihantar sukses besar? Karena Orang yang ikhlas dunia akheratnya, akan membaca cahaya bagi yang lain, dan menumbuhkan kesejukan dan ketentraman pada yang lain pula. harapan dan ketentraman adalah sebuah bangunan luhur yang menjulang, kokoh dan bermartabat. Orang akan jernih akal sehatnya, karena hatinya bening, bersih dari campur tangan kotoran kemakhluqan. Lalu ia bisa mengambil keputusan dengan benar, bijak, dan berdimensi manfaat kepada manusia lainya. Ia mengambil keputusan tanpa beban karena beban dan rasa berat adalah tumpukan nafsu yang menimbun, apapun alasanya. sukses kaum mukhlisin tidak membuat dirinya alpa, bangga dan egois, karena ia meraih apa yang diinginkan, sesungguhnya bukan karena ikhtiarnya, tetapi karena blue print Illahi yang berjalan. Ketika ia tidak meraih apa yang diinginkan, maka keterhambatan itulah hakikat pemberian yang sesunggguhnya. Sukses dan terhambat, sama-sama dari Allah Ta’ala, dan jiwa orang itu sudah mendahului menuju kepada Allah Ta’ala. ikhlas adalah pilar utama menata batin. Jika sukses muncul dalam kondisi batin yang tidak tertata, ia hanya menimbulkan istidraj covernya sukses, tapi dalamnya bencana kegagalan. Seluruh konflik individu maupun social, semata karena diawalioleh tarik menarik batin ruhani yang tidak tertata, dan ujungnya sampah belaka. orang-orang mukhlis senantiasa memberikan keteladanan, bukan pada sukses yang diraih, atau gagal yang menimpa. Tetapi keteladanan yang lebih luhur dibanding sukses dan gagal, yaitu kesuksesan dirinya dalam keteguhan istiqomah hatinya bersama Allah Ta’ala. Nilai-nilai Allah Ta’ala, dan anugrah-anugrah yang memberkah kepada penerusnya. orang yang ikhlas diberi usia panjang secara ruhani, ia senantiasa hidup, walau abad-abad menggulungnya. Ia sukses begitu lama dan panjang, bukan hanya di zaman duniawi, tetapi sampai zaman ukhrawi pun ia serasa hadir sebagai rahasia Illahi. Apakah masih ada yang lebih sukses dibanding orang yang telah mencapai puncak “sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Ta’ala”? apakah ada cerita tentang kebangkrutan duniawi dan ukhrawi orang –orang yang ikhlas seperti itu? Apakah ada yang lebih bisa menentramkan jiwa dibanding orrang –orang yang serba illahiyah batinya? Penghambat ikhlas a. Melihat dan mengingat – ingat amal baik kita, bahkan kagum pada perbuatan dan ibadah kita. b. Keinginan untuk minta balas budi, pahala dan ganjaran kepada Allah Ta’ala. Karena keinginan seperti itu, sebagai pertanda anda tidak yaqin kepada Allah Ta’ala. c. Puas terhadap amal ibadah, padahal dibalik amal ibadah itu masih terselip tipu daya Ghurur yang dianggapnya prestasi ibadah. SYUKUR Tidak ada rasa yang bisa meliputi sekujur tubuh kita, bahkan serasa semesta ikut menikmatinya, kecuali rasa syukur. Tetapi didunia ini, kaum bersyukur masuk golongan minoritas, sampai allah menyebutkan, “Tetapi mayoritas manusia tidak bersyukur”atau “sedikit sekali kalian bersyukur” Filosofi syukur dibawah ini bisa menghantar anda untuk tidak punya alasan lagi, untuk tidak mengeluh lagi, untuk tidak kufur lagi, unuk tidak membuka hati lagi. Syukur itu adalah wahana yang mengembangkan wadah, bagi limpahan nikmat-nikmat allah ta’ala. Semakin bertambah syukurnya, semakin luas wadah bagi limpahan nikmatNya itu. Sedangkan kufur nikmat tidak bersyukur berarti anda telah menutup dan menyempitkan wadah tersebut, lalu terasa sesak didada, menyiksa jantung ruhani anda, dan itulah siksaan pedihnya di dunia, apalagi kelak di akhirat. syukur adalah harapan abadi yang terus menanti dihadapan anda, lalu tidak ada su’udzon kepada takdir allah, apalagi sakit hati, karena harapan telah membuka cakrawala positif tanpa henti, peluang anda terbuka dimana-mana, tak henti-hentinya anda memujiNya, tak henti-hentinya Allah melimpahkan nikmatNya. Tak terdengar lagi aduh..keluh, sesal peluh, bahkan syukur anda bisa anda rasakan tidak sebanding dengan nikmatNya. Bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah Ta’ala itu biasa, tetapi menjadi luar biasa kalau anda bisa bersyukur terhadap cobaan – cobaan Allah. Karena kepahitan dan kegetiran baginya adalah obat untuk kesehatan orang yang mulia. Sebagaimana orang yang bersabar terhadap cobaan itu biasa, tetapi luar biasa kalau ia bisa bersabar terhadap nikmat_nikmatNya, karena bersabar pada nikmat berarti menghapus segala istidroj dan kealpaan diri. Syukur itu sendiri sudah merupakan sukses besar, karena ia sudah selamat dari cobaan atas bencana ruhani, berupa pengabaian terhadap nikmat allah kufur nikmat. Hal-hal yang tampak secara fisik, sesunggguhnya hanya akibat dari hal-hal yang bersifat batin. syukur itu adalah hati yang mengembang dengan senyuman jiwa, tak habis-habisnya anda mengucapkan terima kasih kepadaNya dan memujiNya. Tapi jagalah senyuman itu dengan kesabaran, agar senyuman jiwa tidak berubah menjadi tawa yang berbahak, sampai melupakan dirimu atas nikmat itu, apalagi semakin menjauhkan dirimu dariNya. As Syeikh Khairil Solahuddin Fatihullah Nogosari Mursyid Tarikat Syadziliyah

syekh sholahuddin abdul jalil mustaqim